Sabtu, 11 November 2023

Normalisasi Pada ERD


                                              

Normalisasi dalam ERD (Entity-Relationship Diagram) adalah proses perancangan basis data yang digunakan untuk mengorganisasi data dalam sebuah database relasional. Tujuan normalisasi adalah untuk mengurangi duplikasi data, menghindari anomali data, dan memastikan bahwa basis data memiliki struktur yang efisien dan mudah dipelihara.

Normalisasi melibatkan pemecahan tabel-tabel dalam database ke dalam beberapa tabel yang lebih kecil, yang saling berhubungan melalui kunci asing. Ini membantu mengurangi redudansi data dan menghindari masalah seperti anomali update, delete, dan insert. Normalisasi juga membantu meminimalkan masalah ketidakkonsistenan data yang dapat muncul ketika data disimpan dalam struktur yang kurang terorganisir.

Proses normalisasi biasanya dilakukan dalam beberapa tahap, yang masing-masing diidentifikasi dengan bentuk normalisasi yang berbeda, seperti Normalisasi Tingkat Pertama (1NF), Normalisasi Tingkat Kedua (2NF), Normalisasi Tingkat Ketiga (3NF), dan seterusnya. Setiap tahap normalisasi memiliki aturan dan kriteria tertentu yang harus dipenuhi agar sebuah tabel dapat dianggap sudah ter-normalisasi pada tingkat tersebut.

Secara umum, normalisasi adalah bagian penting dari desain basis data yang baik dan membantu meningkatkan integritas data, efisiensi kueri, dan kemudahan pemeliharaan. Namun, terlalu banyak normalisasi juga bisa menghasilkan lebih banyak join tabel dalam kueri yang dapat mengurangi performa database, sehingga perlu ditemukan keseimbangan yang sesuai sesuai dengan kebutuhan aplikasi.

1. Normalisasi dalam Bentuk Pertama (1NF):
— Memastikan bahwa setiap kolom (atribut) dalam tabel hanya berisi data atomik, yaitu data yang tidak dapat dibagi lagi menjadi komponen yang lebih kecil.
— Setiap baris dalam tabel harus unik, biasanya dengan adanya atribut kunci utama yang membedakan setiap baris.

2. Normalisasi dalam Bentuk Kedua (2NF):
— Mencapai semua persyaratan 1NF.
— Menghilangkan dependensi parsial, yang berarti bahwa setiap atribut non-kunci harus sepenuhnya bergantung pada seluruh atribut kunci utama.

3. Normalisasi dalam Bentuk Ketiga (3NF):
— Mencapai semua persyaratan 2NF.
— Menghilangkan dependensi transitif, yaitu ketika sebuah atribut non-kunci bergantung pada atribut selain atribut kunci utama.

4. Bentuk Normalisasi Boyce-Codd (BCNF):
— Mencapai semua persyaratan 3NF.
— Setiap atribut non-kunci bergantung pada atribut kunci utama, dan tidak ada dependensi fungsional yang bertindak sebagai atribut kunci parsial.
— Ini adalah bentuk normalisasi yang lebih ketat daripada 3NF.

5. Normalisasi dalam Bentuk Keempat (4NF):
— Mencapai semua persyaratan BCNF.
— Mengatasi masalah multi atribut, di mana sebuah tabel memiliki dependensi fungsional yang melibatkan lebih dari satu atribut kunci.

6. Normalisasi dalam Bentuk Kelima (5NF):
— Mencapai semua persyaratan 4NF.
— Mengatasi masalah dependensi bergantung pada gabungan, di mana atribut bergantung pada gabungan beberapa atribut kunci utama.

Normalisasi membantu mengoptimalkan desain basis data untuk menghindari redudansi data yang tidak perlu, meningkatkan integritas data, dan memungkinkan database lebih mudah dikelola dan dipertahankan. Namun, proses normalisasi juga dapat menghasilkan lebih banyak tabel, yang memerlukan penggabungan tabel (JOIN) saat melakukan kueri, sehingga perlu mempertimbangkan trade-off antara normalisasi dan kinerja database.

Contoh proses normalisasi ERD dapat mencakup pemisahan entitas-entitas yang terkait erat ke dalam tabel-tabel terpisah dan mengelompokkan atribut-atribut yang saling tergantung ke dalam tabel-tabel yang sesuai. Dengan normalisasi ERD, desainer basis data dapat memastikan bahwa basis data mereka dirancang dengan cara yang optimal dan efisien, memungkinkan operasi pengolahan data yang cepat dan akurat.

https://ubpkarawang.ac.id/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar